Sejarah Tahun Baru Hijriyah
Tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam merupakan tahun baru dalam penanggalan Kalender Hijriyah. Kalender Hijriyah memiliki sistem penanggalan yang berbeda dengan sistem penanggalan Kalender Masehi. Jika sistem penanggalan kalender Masehi berdasarkan siklus peredaran Bumi mengelilingi Matahari, sedangkan kalender Hijriyah menggunakan sistem penanggalan berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
Tahun baru Hijriyah atau yang dikenal juga dengan sebutan Kalender Islam menjadi hari penting bagi Ummat Islam di seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan tahun baru Islam berkaitan dengan peristiwa penting, yakni peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Lantas, bagaimana sejarah ditetapkannya tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharram?
Sejarah Tahun Baru Hijriyah
Sejarah tahun baru hijriyah berawal dari keresahan Abu Musa Al-Asyari yang merupakan Gubernur Basrah di Irak pada sekitar pertengahan abad ke-7 Masehi. Pada saat itu, Abu Musa Al-Asyari mengeluhkan setiap surat yang beliau terima dari Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah bertanggal. Karena ketiadaan tanggal dari setiap surat yang diterimanya, Abu Musa Al-Asyari merasa kesulitan apabila akan mengarsipkan surat-surat tersebut. Kondisi itulah yang mendasari Ummat Muslim untuk kemudian membuat Kalender Hijriyah atau kalender Islam. Pasalnya pada saat itu Ummat Islam masih mengadopsi peradaban pra-Islam yang tanpa menggunakan angka tahun, hanya menggunakan bulan dan tanggal saja.
Penentuan Tahun Baru Hijriyah
Perumusan Kalender Hijriyah diprakarsai oleh Khalifah Umar bin Khattab, dengan memanggil para sahabat untuk melakukan pembahasan mengenai permasalahan ini. Dalam pertemuan tersebut, Khalifah Umar bin Khattab dan para sahabat sepakat untuk menggunakan sistem kalender yang sudah ada (pra-Islam) untuk kemudian disempurnakan.
Namun, dalam forum tersebut terdapat perbedaan pendapat terkait kapan awal dimulainya penghitungan kalender atau 1 Muharram tahun 1 Hijriyah. Kesepakatan baru tercapai ketika Ali bin Abi Thalib mengusulkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dihitung sebagai permulaan kalender atau tahun baru Islam.
Pendapat tersebut disetujui oleh semua sahabat, termasuk Khalifah Umar bin Khattab. Dengan dipilihnya peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW menjadi sebuah simbol perpindahan Ummat Islam dari masa jahiliyah ke masyarakat madani. Setelah itu, dibuatlah kalender Islam dengan nama Kalender Hijriyah.
Penetapan Kalender Hijriyah terjadi pada tahun 638 Masehi atau 17 tahun pasca persitiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW, sehingga, pada saat itu disepakati bahwa tanggal 1 Muharram menjadi hari pertama dalam penanggalan Kalender Hijriyah atau tahun baru Islam dan tahun 1 Hijriyah adalah disaat Nabi Muhammad SAW bersama Abu bakar dan para sahabat hijrah dari Mekkah ke Madinah (622 M).
Perbedaan Kalender Hijriah dan Masehi
Berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan Matahari, Kalender Hijriyah menggunakan sistem peredaran Bulan atau Qoariyah. Tahun baru Islam juga tidak jatuh pada waktu yang sama dengan tahun baru Masehi. Hal tersebut terjadi karena satu tahun dalam hitungan kalender Islam 11 atau 12 hari lebih pendek dari tahun masehi.
Selain itu, sistem penanggalan Kalender hijriyah akan dihitung berganti hari kerika Matahari terbenam. Sedangkan penanggalan Masehi, pergantian hari dimulai pada pukul 12 malam. Selain waktu tahun baru yang bereda, nama bulan dalam kalender Hijriyah dan Masehi pun berbeda.
Nama-nama Bulan Kalender Hijriyah
Adapun nama-nama bulan dalam kalender hijriyah adalah sebagai berikut:
- Muharam (bulan yang disucikan)
- Safar (bulan yang dikosongkan)
- Rabiul awal (musim semi pertama)
- Rabiul akhir (musim semi kedua)
- Jumadil awal (musim kering pertama)
- Jumadil akhir (musim kering kedua)
- Rajab (bulan pujian)
- Syakban (bulan pembagian)
- Ramadhan (bulan yang sangat panas)
- Syawal (bulan berburu)
- Dzulkaidah (bulan istirahat)
- Dzulhijjah (bulan haji)
Nah, itulah sejarah singkat mengenai sejarah tahun baru Hijriyah beserta perbedaannya dengan tahun baru Masehi. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Referensi:
Dilansir dari berbagai sumber.